Monday, March 4, 2019

Tidur dalam Semu





Bangunkan aku..! Bangunkan aku..! Jeritanku seolah terhenti hanya sampai batang tenggorok, yang makin kupaksa menjerit semakin terasa sakit. Mungkin aku memang sangat sakit, meski tak kurasakan demam sedikitpun, dan tak ada rasa ngilu bahkan perih yang menyapa tubuhku. Bahkan matakupun meliar tak berkedip memandang nanar sekitar yang sedang terang benderang namun semua menjadi seperti lukisan dinding kosong tak bermakna.
Masih mampu kulihat terang lampu gantung dan suara siaran televisi saat pewarta menyampaikan balap F1 yang menderu dengan seru, tapi tetap tak menggemingkan jiwaku. Aku masih merasa terjebak dalam tidur semu yang membuatku tertahan dan tak  mampu berontak. Tidur yang menghentikan semua kerja otakku untuk bergerak dari semua keterpurukan imajinasi. Kendali otakku lenyap, semua menjadi absurd seolah hanya kebodohan saja yang saat ini menguasaiku.
Mungkin ini tumpukan emosi kelas dewa, tapi lagi-lagi pertanyaannya apa yang membuat aku emosi?. Tak ada hal lain diluar diriku yang bisa membuat aku emosi segila ini. Kuratapi lagi kebodohanku sendiri yang semakin meraja dan membulatkan kemarahan yang tanpa sebab tanpa arah. Gelisah ini tak bernyawa, harus kuhentikan tapi tetap tak tau bagaimana caranya.
Aku ingin bangun....! Tolong aku...! kuteriakkan lagi berharap ada yang bisa mendengar dan mengerti. Tapi tetap saja tak ada yang mengerti, tak ada yang bisa mendengar. Dadaku semakin menyesak, ingin menyerah saja rasanya. Tapi menyerah untuk apa?. Titik terakhir dari puncak galau ini aku terdiam. Mendiamkan sekeliling dan tak lagi berontak dari kegilaan batin. Dan tiba-tiba mataku membasah kian lama kian menderas membuat kering wajahku tak bersisa. Bibirku tiba-tiba berseru lirih namun dalam membisikkan sebuah kata. “Jangan tinggalkan aku Yaa Tuhan!”. Ragaku melemas, mataku mulai memejam dan aku tertidur pulas bukan lagi dalam kesemuan.
Pagi ini aku bangun, menatap langit yang masih gelap tertutup mendung pekat. Namun bagiku hari ini adalah lentera jalanku. Kupandangi tasbih dalam genggamku, gumamkupun mengalir tanpa henti. Kini aku telah bangun dan lepas dari tidur semu tanpa mimpi. “Tuhan jaga hati dan langkahku agar tak lagi jauh dari_Mu !”.