Bangunkan aku..! Bangunkan aku..!
Jeritanku seolah terhenti hanya sampai batang tenggorok, yang makin kupaksa menjerit
semakin terasa sakit. Mungkin aku memang sangat sakit, meski tak kurasakan
demam sedikitpun, dan tak ada rasa ngilu bahkan perih yang menyapa tubuhku. Bahkan
matakupun meliar tak berkedip memandang nanar sekitar yang sedang terang
benderang namun semua menjadi seperti lukisan dinding kosong tak bermakna.
Masih mampu kulihat terang lampu
gantung dan suara siaran televisi saat pewarta menyampaikan balap F1 yang
menderu dengan seru, tapi tetap tak menggemingkan jiwaku. Aku masih merasa terjebak
dalam tidur semu yang membuatku tertahan dan tak mampu berontak. Tidur yang menghentikan semua
kerja otakku untuk bergerak dari semua keterpurukan imajinasi. Kendali otakku
lenyap, semua menjadi absurd seolah hanya kebodohan saja yang saat ini
menguasaiku.
Mungkin ini tumpukan emosi
kelas dewa, tapi lagi-lagi pertanyaannya apa yang membuat aku emosi?. Tak ada
hal lain diluar diriku yang bisa membuat aku emosi segila ini. Kuratapi lagi
kebodohanku sendiri yang semakin meraja dan membulatkan kemarahan yang tanpa sebab
tanpa arah. Gelisah ini tak bernyawa, harus kuhentikan tapi tetap tak tau
bagaimana caranya.
Aku ingin bangun....! Tolong
aku...! kuteriakkan lagi berharap ada yang bisa mendengar dan mengerti. Tapi
tetap saja tak ada yang mengerti, tak ada yang bisa mendengar. Dadaku semakin
menyesak, ingin menyerah saja rasanya. Tapi menyerah untuk apa?. Titik terakhir
dari puncak galau ini aku terdiam. Mendiamkan sekeliling dan tak lagi berontak
dari kegilaan batin. Dan tiba-tiba mataku membasah kian lama kian menderas
membuat kering wajahku tak bersisa. Bibirku tiba-tiba berseru lirih namun dalam
membisikkan sebuah kata. “Jangan tinggalkan aku Yaa Tuhan!”. Ragaku melemas,
mataku mulai memejam dan aku tertidur pulas bukan lagi dalam kesemuan.
Pagi ini aku bangun, menatap
langit yang masih gelap tertutup mendung pekat. Namun bagiku hari ini adalah
lentera jalanku. Kupandangi tasbih dalam genggamku, gumamkupun mengalir tanpa henti.
Kini aku telah bangun dan lepas dari tidur semu tanpa mimpi. “Tuhan jaga hati
dan langkahku agar tak lagi jauh dari_Mu !”.