Tuesday, October 15, 2019

Poster PPKN

Pembelajaran PPkn tak selamanya harus berakhir dengan presentasi dari analisis saja. Di era millenial guru wajib bertransformasi dengan berbagai kemajuan jaman.

Jangan terjebak oleh kebiasaan yang membuat kita nyaman tapi membosankan. Ajaklah anak-anak kita melalui berbagai pengalaman indah untuk mencintai pendidikan. Memadukan berbagai pengetahuan dalam sisi artistik akan memotivasi siswa untuk lebih bisa menunjukkan kreatifitas yang lebih mengeksplorasi kemampuan mereka.

Hal-hal menarik kadang justru datang dari ide cemerlang mereka. Setelah kita ajak mereka mengamati sekitar dengan membaca, brainstorming lalu berdiskusi dan mengambil anaisis, mari kita ajak mereka untuk belajar mengevaluasi diri sendiri. Dari kesadaran diri akan muncul kreatifitas untuk mempresentasikan ide mereka untuk mengingatkan diri sendiri untuk melakukan perubahan dengan berbagai media atau produk yang mereka bisa.

Yakinlah generasi Indonesia adalah generasi yang hebat. Kita bukan bangsa lemah yang mudah dikalahkan oleh ideologi receh dari perubahan jaman. Kita yang harus mewujudkan negeri ini menjadi tentram, damai dan makmur.

Berinovasi untuk memperbaiki diri.. itu amat mengasyikkan.
Salam Hebat Untuk Indonesiaku

Monday, March 4, 2019

Tidur dalam Semu





Bangunkan aku..! Bangunkan aku..! Jeritanku seolah terhenti hanya sampai batang tenggorok, yang makin kupaksa menjerit semakin terasa sakit. Mungkin aku memang sangat sakit, meski tak kurasakan demam sedikitpun, dan tak ada rasa ngilu bahkan perih yang menyapa tubuhku. Bahkan matakupun meliar tak berkedip memandang nanar sekitar yang sedang terang benderang namun semua menjadi seperti lukisan dinding kosong tak bermakna.
Masih mampu kulihat terang lampu gantung dan suara siaran televisi saat pewarta menyampaikan balap F1 yang menderu dengan seru, tapi tetap tak menggemingkan jiwaku. Aku masih merasa terjebak dalam tidur semu yang membuatku tertahan dan tak  mampu berontak. Tidur yang menghentikan semua kerja otakku untuk bergerak dari semua keterpurukan imajinasi. Kendali otakku lenyap, semua menjadi absurd seolah hanya kebodohan saja yang saat ini menguasaiku.
Mungkin ini tumpukan emosi kelas dewa, tapi lagi-lagi pertanyaannya apa yang membuat aku emosi?. Tak ada hal lain diluar diriku yang bisa membuat aku emosi segila ini. Kuratapi lagi kebodohanku sendiri yang semakin meraja dan membulatkan kemarahan yang tanpa sebab tanpa arah. Gelisah ini tak bernyawa, harus kuhentikan tapi tetap tak tau bagaimana caranya.
Aku ingin bangun....! Tolong aku...! kuteriakkan lagi berharap ada yang bisa mendengar dan mengerti. Tapi tetap saja tak ada yang mengerti, tak ada yang bisa mendengar. Dadaku semakin menyesak, ingin menyerah saja rasanya. Tapi menyerah untuk apa?. Titik terakhir dari puncak galau ini aku terdiam. Mendiamkan sekeliling dan tak lagi berontak dari kegilaan batin. Dan tiba-tiba mataku membasah kian lama kian menderas membuat kering wajahku tak bersisa. Bibirku tiba-tiba berseru lirih namun dalam membisikkan sebuah kata. “Jangan tinggalkan aku Yaa Tuhan!”. Ragaku melemas, mataku mulai memejam dan aku tertidur pulas bukan lagi dalam kesemuan.
Pagi ini aku bangun, menatap langit yang masih gelap tertutup mendung pekat. Namun bagiku hari ini adalah lentera jalanku. Kupandangi tasbih dalam genggamku, gumamkupun mengalir tanpa henti. Kini aku telah bangun dan lepas dari tidur semu tanpa mimpi. “Tuhan jaga hati dan langkahku agar tak lagi jauh dari_Mu !”.

Monday, January 14, 2019

Takdir Sunyi















Menggaung rindu dalam cermin bisu
Bertumbuk dengan bayangan sendiri
Fatamorgana hati yang makin beku
Mencumbu waktu agar terhenti

Jiwa yang mengering tanpa pelukan
Entah terhapus, atau terdiam
Ruh Subuh yang menghantu dalam kabut
Rampas asa yang tak berpeluh

Kau kah pualam takdir
Nestapaku  pulihkan sunyi
Bukan untuk meratap
Karena hidup hanya sesaat

Lalu berlalu
Pergi bergulir
Lenyap melayang
Punah menghilang